Jumat, 03 Februari 2012

Contoh-Contoh Akhlak yang Baik (Bagian 1)

Untuk tulisan kali ini, saya akan coba mengangkat tema ‘contoh-contoh akhlak yang baik’, sebagai panduan bagi kita umat Islam. Karena luasnya pembahasan, tema ini akan saya bagi dalam beberapa buah tulisan, yang sepenuhnya merujuk ke kitab Min Muqawwimat an-Nafsiyyah al-Islamiyyah yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, sebuah kitab yang penuh dengan faidah dan pelajaran yang sangat berharga. Sebagai pengantar, mari kita me-refresh pemahaman kita tentang konsep akhlak dalam Islam.
Akhlak atau karakter (السجايا) dalam Islam merupakan bagian dari syari’ah. Karena akhlak merupakan bagian dari syari’ah, maka ia wajib diatur sesuai ketentuan syara’. Ia tak berdiri sendiri sebagai satu konsep yang terpisah dari syari’ah. Makanya, dalam Islam, marah tak selalu buruk, dusta tak selalu jelek, benci tak selalu negatif. Dalam Islam, akhlak yang baik adalah akhlak yang dinyatakan baik oleh nash-nash syar’i, demikian pula sebaliknya, akhlak yang buruk adalah akhlak yang dinyatakan buruk oleh nash.
Sebagaimana bagian dari syari’ah yang lain, akhlak wajib dibangun berdasarkan aqidah Islam. Seorang mukmin harus mensifati dirinya dengan akhlak yang baik hanya atas pertimbangan bahwa akhlak tersebut merupakan bagian dari perintah dan larangan Allah.


Seorang mukmin akan menghiasi dirinya dengan sifat jujur dan amanah, karena Allah ta’ala memang memerintahkannya untuk bersifat jujur dan amanah. Semua itu bukan dilakukan untuk mewujudkan kemanfaatan materi, seperti agar ia dipilih menjadi pemimpin, agar dagangannya laku, atau kemanfaatan materi lainnya. Inilah, misalnya, yang membedakan sifat jujur seorang mukmin dengan kejujuran orang kafir. Kejujuran seorang mukmin semata-mata karena itu perintah Allah, sedangkan kejujuran orang kafir bertujuan untuk meraih kemanfaatan materi dibalik kejujuran tersebut.
Islam sangat menganjurkan setiap muslim untuk berakhlak baik. Beberapa hadits yang terkait hal ini misalnya adalah:
إن من خياركم أحسنكم أخلاقا
Artinya: “Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” [Muttafaq ‘alaih]
ما شيء أثقل في ميزان المؤمن يوم القيامة من خلق حسن، وإن الله ليبغض الفاحش البذيء
Artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya bagi seorang mukmin di hari kiamat dari akhlak yang baik. Dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang-orang yang berbuat jahat dan keji” [HR. at-Tirmidzi dan Ibn Hibban. At-Tirmidzi berkata, ‘hadits ini hasan shahih’]
لأنا زعيم ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقا، وببيت في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحا، وببيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه
Artinya: “Sungguh aku menjamin rumah di surga bagian bawah bagi orang yang meninggalkan perbantahan, walaupun ia berada di pihak yang benar. Dan rumah di surga bagian tengah bagi orang yang meninggalkan perbuatan dusta, walaupun ia hanya bergurau. Dan rumah di surga yang tertinggi bagi orang yang baik akhlaknya.” [HR. Abu Dawud. An-Nawawi berkata, ‘hadits ini shahih’]
Masih banyak lagi hadits-hadits lain yang berkualitas shahih dan hasan yang menganjurkan untuk berakhlak baik.
***
Baik, sekarang mari kita mulai menginventarisasi contoh-contoh akhlak yang baik menurut Islam. Semua contoh akan dilengkapi dengan nash, baik dari al-Qur’an maupun as-Sunnah yang menunjukkan bahwa Islam memerintahkan kita untuk mensifati diri kita dengan akhlak tersebut. Berikut contoh-contoh akhlak yang baik tersebut.
1. Malu (الحياء)
Ada beberapa hadits shahih yang menunjukkan keutamaan sifat malu ini, di antaranya:
دعه فإن الحياء من الإيمان
Artinya: “Biarkanlah dia, sesungguhnya malu itu bagian dari iman.” [Muttafaq ‘alaih]
Keterangan: Hadits di atas disampaikan Rasul kepada Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma ketika mereka melewati seorang laki-laki Anshar yang sedang menasihati anaknya tentang sifat malu.
الحياء لا يأتي إلا بخير
Artinya: “Malu tidak akan mendatangkan sesuatu pun kecuali kebaikan.” [Muttafaq ‘alaih]
الإيمان بضع وسبعون – أو بضع وستون – شعبة، فأفضلها قول لا إله إلا الله، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق، والحياء من الإيمان
Artinya: “Iman itu mempunyai lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan laa ilaaha illaallaah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan malu adalah satu cabang dari iman.” [Muttafaq ‘alaih]
2. Bijaksana, Tidak Cepat Marah, dan Lemah Lembut (الحلم والأناة والرفق)
Ada beberapa hadits shahih yang menunjukkan keutamaan tiga sifat ini, di antaranya:
إن فيك خصلتين يحبهما الله الحلم والأناة
Artinya: “Engkau mempunyai dua hal yang dicintai oleh Allah, yaitu kebijaksanaan dan tidak cepat marah.” [HR. Muslim]
Keterangan: Hadits di atas ditujukan Rasul kepada Asyja Abdul Qais.
إن الله رفيق يحب الرفق في الأمر كله
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu Maha Lemah Lembut, mencintai kelemah lembutan dalam seluruh perkara.” [Muttafaq 'alaih]
من يحرم الرفق يحرم الخير
Artinya: “Orang yang mengharamkan kelemah lembutan, maka akan diharamkan baginya segala kebaikan.” [HR. Muslim]
اللهم من ولي من أمر أمتي شيئا فشق عليهم فاشقق عليه، ومن ولي من أمر أمتي شيئا فرفق بهم فارفق به
Artinya: “Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia memberatkan mereka, maka beratkanlah ia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku, kemudian ia bersikap lemah lembut kepada mereka, maka lemah lembutlah Engkau kepadanya.” [HR. Muslim]
3. Jujur (الصدق)
Allah ta’ala berfirman:
ياأيها الذين ءامنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” [at-Taubah ayat 119]
فلو صدقوا الله لكان خيرا لهم
Artinya: “Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Muhammad ayat 21]
Ada beberapa hadits shahih yang menunjukkan keutamaan sifat jujur, di antaranya:
‏ ‏عليكم بالصدق فإن الصدق يهدي إلى البر وإن البر يهدي إلى الجنة وما يزال الرجل يصدق ‏ ‏ويتحرى ‏ ‏الصدق حتى يكتب عند الله صديقا
Artinya: “Kalian harus berbuat jujur, karena kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan ke surga. Jika seseorang senantiasa berbuat jujur dan memperhatikan kejujuran, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur.” [Muttafaq 'alaih]
دع ما يريبك الى ما لا يريبك فان الصدق طمأنينة و الكذب ريبة
Artinya: “Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenteraman dan dusta adalah keraguan.” [HR. at-Tirmidzi. Beliau berkata, 'hasan shahih']

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar