Dalam kitab al-Jami’ ash-Shahih, Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits dari Syaddad ibn Aus radhiyallahu ‘anhu tentang sayyidul istighfar, pemimpinnya istighfar. Imam al-Bukhari memasukkan hadits ini ke dalam bab “Afdhalul Istighfar”, istighfar yang paling utama. Bab “Afdhalul Istighfar” hanya berisi satu hadits, yaitu hadits dari Syaddad ibn Aus radhiyallahu ‘anhu ini.
Berikut redaksi sayyidul istighfar dalam kitab shahih al-Bukhari tersebut:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
[HR. al-Bukhari, no. 6306. Dikeluarkan juga oleh beliau pada hadits no. 6323 dengan sedikit perbedaan susunan redaksi. Diriwayatkan juga oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa-i, Ibn Majah dan Ahmad dengan redaksi masing-masing]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjelaskan bahwa siapa saja yang membacanya di siang hari dan meyakini ucapannya tersebut, kemudian ia meninggal dunia sebelum sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan siapa saja yang membacanya di malam hari dan meyakini ucapannya tersebut, kemudian ia meninggal dunia sebelum subuh, maka ia termasuk penghuni surga.
Sungguh, maha benar Allah dan Rasul-Nya. Semoga kita termasuk orang yang membiasakan membaca sayyidul istighfar ini di siang dan malam hari, sembari memahami dan meyakini apa yang kita ucapkan tersebut.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar