Selasa, 24 Juli 2012

Waktu-waktu yang mustajabah untuk berdo'a

Allah menjadikan setiap waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdo’a. Akan tetapi banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang baik tersebut. Mereka menyangka bahwa seluruh waktu itu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda. Setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia tersebut untuk berdo’a agar mendapatkan kejayaan, keuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain :

(1). Sepertiga malam terakhir
Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga sepertiga akhir malam, lalu berfirman : Barangsiapa yang berdo’a, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya". (Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat bab Do’a Nisfullail 7/149-150).

(2). Tatkala berbuka puasa
Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash Radhiyallahu 'anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ketika saat berbuka ada do’a yang tidak ditolak". (Sunan Ibnu Majah, bab Fis Shiyam La Turaddu Da'watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17).

(3). Setiap selepas Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang do’a yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, baginda Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : “Di pertengahan malam yang terakhir dan setiap selesai shalat fardhu".
(Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782).

(4). Ketika saat perang berkecamuk
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Ada dua do’a yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; yaitu do’a ketika saat adzan dan do’a ketika perang berkecamuk". (Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa' 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta'liq Alal Misykat 1/212 No. 672).

(5). Sesaat ketika hari Jum'at
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya pada hari Jum'at ada satu saat yang tidaklah bertepatan seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah, melainkan akan diberikan padanya. Beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut". (Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuah 3/5-6)
Waktu yang sesaat itu tidak diketahui secara tepat dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar di dalam Fathul Bari 11/203. Dan kemungkinan besar waktu tersebut adalah saat ketika imam atau khatib naik ke mimbar sampai selesai shalat Jum'at atau sampai selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.

(6). Ketika waktu bangun tidur pada malam hari (bagi orang yang sebelum tidur dalam keadaan suci dan berdzikir kepada Allah)
Dari 'Amr bin 'Anbasah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun pada malam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat, melainkan Allah akan mengabulkannya". (Sunan Ibnu Majah, bab Do’a 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595).
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190). Yang dimaksudkan dengan "ta'ara minal lail" adalah terbangun dari tidur pada malam hari.

(7). Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Do’a tidak akan ditolak diantara adzan dan iqamah". (Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139).

(8). Ketika sujud di dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdo’a karena saat itu sangat tepat untuk dikabulkan". (Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur'an fi Ruku' wa Sujud 2/48).
Yang dimaksudkan adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan do’a kamu.

(9). Ketika sedang turun hujan
Dari Sahl bin A'ad Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Dua do’a yang tidak pernah ditolak ; do’a ketika waktu adzan dan do’a ketika waktu hujan". (Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078).
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab do’a pada waktu hujan tidak ditolak atau jarang ditolak ialah karena pada saat itu sedang turun rahmat, khususnya curahan hujan pertama di awal musim. (Fathul Qadir 3/340).

(10). Ketika saat ajal tiba
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah 'alaihi wasallam mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapati kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau 'alaihi wasallam memejamkannya kemudian bersabda : “Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan mengikutinya”. Semua keluarga histeria. Baginda 'alaihi wasallam bersabda : “Janganlah kalian berdo’a untuk diri kalian kecuali kebaikan, karena para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan". (Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38).

(11). Ketika Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sehingga terbit fajar". (Al-Qadr : 3-5).
Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan do’a setiap orang pasti dikabulkan. (Tuhfatud Dzakirin hal. 56).

(12). Ketika hari Arafah
Dari 'Amr bin Syu'aib Radhiyallahu 'anhu dari bapaknya dari datuknya bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah". (Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta'liq alal Misykat 2/797 No. 2598).

Mudah-mudahan bermanfaat, Amiin.
Subhaanaka Allaahumma wabihamdika asyhadu an-laa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka waatuubu ilaika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar