Pertanyaan:
Aku adalah seorang suami yang berumur tiga puluh tahun. Dulu sebelum menikah, aku tidak konsisten beragama. Sekarang, alhamdulillah, aku berada pada nikmat hidayah. Aku menikah dengan seorang gadis lulusan salah satu fakultas studi keislaman. Aku senang dengan hal itu; karena aku menyangka dia akan membantuku untuk taat kepada Allah. Tetapi sesudah bergaul, kudapati bahwa dia adalah wanita biasa saja dan tidak memiliki konsistensi terhadap suatu apapun. Dia pun memiliki banyak sisi negatif, contohnya: tidak bisa mengingkari satu kemungkaran pun, baik itu kecil maupun besar. Bahkan dia sendiri melakukan beberapa kemungkaran, misalnya menonton televisi, suka ghibah, dan sedikit ibadah. Tetapi dia memiliki beberapa sisi positif, misalnya baik hati, penyabar, dan menunaikan semua kewajiban suami-istri dan rumah tangganya. Yang menyedihkan aku, sebenarnya aku menginginkan orang yang bisa membantuku untuk konsisten beragama, dan itu dilakuakn dengan memilih gadis yang beragama. Tetapi kudapati gadis yang beragama pun membutuhkan orang yang membantunya. Inilah masalahku. Kuharap Anda mau memberikan solusinya untukku, dan terima kasih banyak untuk Anda.
Jawaban:
Masalah yang Anda jelaskan itu juga diderita oleh kebanyakan lelaki, yang mengira bahwa wanita bisa belajar sendiri dan berdakwah, bersungguh-sungguh dalam beribadah, membantu suaminya untuk konsisten beragama, betapapun suaminya lalai dalam hal tersebut.
Kenyataannya, seorang wanita tidak akan meniru seseorang seperti dia meniru suaminya. Jika suami tidak bisa menjadi panutan dalam hal ini, maka dengan sangat cepatnya istri terlepas, konsistensi dan keteguhannya melemah. Ini pada umumnya. Tidak mustahil dijumpai kondisi-kondisi cerah, di mana wanitalah yang menjadi pemimpin dan pengajar, serta menuntun tangan suaminya menuju jalan hidayah. Kondisi Anda terbentur pada kenyataan bahwa istri Anda adalah wanita biasa. Ini tidak berarti suatu kelemahan dan jangan sampai membangkitkan penyesalan. Bahkan seharusnya hal itu menjadi motivasi bagi Anda untuk meraih pahala dengan mendakwahi dan menunjukinya. Sifat-sifat baiknya yang Anda sebutkan, insya Allah akan membantu Anda dalam urusan tersebut.
Maka jadilah Anda sebagai da’inya, pengingatnya, dan penasihatnya. Sibukkan waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat, berupa kaset-kaset, buku maupun majalah (yang bermanfaat). Jangan berputus asa menegurnya, jika dia melakukan ghibah atau menonton televisi. Tetapi lakukan itu dengan cara yang lembut, penuh kasih-sayang dan cinta.
Berusahalah untuk menggabungkannya dalam majelis hafalan Alquran al-Karim, giatlah untuk menguatkan hubungan dengan keluarga-keluarga yang shalih lagi lurus. Inilah sebaik-baik hal yang bisa membantu istri Anda untuk menguatkan imannya.
Sedangkan ibadahnya yang sedikit seperti yang Anda sebutkan, barangkali hal itu kembali kepada ibadah Anda yang juga sedikit, atau sikap abai Anda untuk menyertainya dalam ibadah. Maka berusahalah untuk membantunya, mengingatkannya mengenai keutamaan ibadah nafilah, pahala shalat malam, pahala puasa, dan praktikkan sebagian ibadah tersebut bersamanya semampu Anda. Jadilah Anda penegak sekaligus pemimpin dalam keluarga Anda, Anda halangi dia dari yang haram, Anda cegah dia dari hal-hal yang mengandung keraguan atau kerusakan. Mintalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengucapkan:
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74).
Kami memohon kepada Allah agar memperbaiki kondisimu dan kondisi seluruh muslimin.
Dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munjid, al-Islam Sual wa Jawab.
Sumber: Setiap Problem Suami-Istri Ada Solusinya, Solusi atas 500 Problem Istri dan 300 Problem Suami oleh Sekelompok Ulama: Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, Syaikh bin Baz, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Syaikh Abdullah bin Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin dll, Mitra Pustaka, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar